Minggu, 23 Mei 2021

Mulai Dari Nol : Perjalanan Bisnisku Berawal dari Sebuah Business Model Canvas

 Halo!

Ciao!

Bonjour!


Selamat datang para pembaca! Bagaimana kabar kalian hari ini? Saya harap semuanya baik-baik saja dan tetap semangat menjalani hari ya! Seperti biasa, saya ingin berterima kasih banyak kepada teman-teman semua karena telah mau menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke waktunyamudaberusaha.blogspot.com ini!



Tidak lengkap rasanya apabila saya hanya sekadar menceritakan pengalaman sukses saya dalam berbisnis seperti di halaman sebelumnya. Pada saat ini, saya hendak membagikan sebuah perencanaan saya sebelum memulai bisnis melalui Business Model Canvas. Oh, iya, teman-teman, disini niat saya membagikan sebuah kerangka kerja memulai bisnis bukan berarti menggurui yaπŸ˜… Serius, saya masih newbie juga! Belum sepintar ataupun sesukses pebisnis di luaran sana. Ha ha ha!

Walau begitu, saya berharap dengan membagikan hal ini, teman-teman semua menjadi semakin semangat untuk memulai bisnis dan mungkin saja setelah membaca blog ini tiba-tiba kalian mendapatkan ilham/ide untuk memulai suatu bisnis? Ha ha ha! Semoga saja, ya!


Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, saya memulai bisnis @aletheias.bags setelah menceritakan tekad dan keinginan saya untuk berwirausaha kepada Ibu saya, yang kemudian langsung disetujui dan diajak untuk membangun suatu bisnis bersama. Demi memberikan produk terbaik kepada konsumen, kami berdua bekerja keras membersihkan dan mengemas tas-tas second-handed dan dompet yang kami jual agar terlihat lebih menarik. Melakukan pembersihan kulit tas menggunakan lap dan spray khusus, hingga melakukan pemberian disinfektan ke masing-masing produk guna pencegahan serangan virus Covid-19 kami lakukan secara mandiri untuk memberikan kualitas dan pelayanan terbaik.





Berikut merupakan Business Model Canvas yang digunakan untuk @aletheias.bags. Pada dasarnya, Bisnis model kanvas merupakan sebuah perancangan/strategi manajemen yang digunakan untuk merancang sebuah bisnis. BMC bertujuan agar menjelaskan, memvisualisasikan, menilai serta mengubah model bisnis sehingga kinerja yang dihasilkan dapat lebih maksimal. Seperti yang dapat kita lihat di atas, setidaknya terdapat 9 komponen dalam Business Model Canvas  yang perlu diperhatikan, antara lain    :

  • Key Partners
Pada komponen ini, kita harus mengetahui siapa konsumen/pelanggan yang akan dijadikan target bisnis. Misalnya, pada @aletheias.bags menjadikan supplier tas dan dompet serta jasa antar barang sebagai key partners-nya. Tanpa adanya supplier, maka bisnis second-handed yang saya miliki tidak akan pernah terjadi, begitu pula dengan eksistensi jasa antar barang. Tanpa adanya jasa tersebut, produk tas second-handed dan tas tidak akan bisa sampai ke kediaman rumah saya dan bahkan mungkin saja tidak akan sampai ke rumah konsumen akibat tidak adanya jasa kurir yang mengantarkannya.

  • Key Activities
Key activities dapat diartikan sebagai segala aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis terkait akan suatu produk. Yang mana, nantinya akan menghasilkan suatu proporsi nilai. Disini, @aletheias.bags menetapkan pencarian klien serta penjualan produk untuk aktivitas marketingnya, sedangkan untuk proses pembuatan produknya dilakukan dengan pengiriman produk yang diantarkan supplier kerumah serta menyeleksi produk tas/dompet yang layak jual.

  • Key Resources
Diketahui bahwa key resources merupakan sekat pada bisnis model kanvas yang berisikan sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki agar dapat mewujudkan tahapan value proposition. Dikarenakan bisnis yang saya lakoni adalah bisnis second-hand, maka sumber daya yang saya butuhkan berupa tas, dompet, plastik/kertas koran guna menjadi isian tas dan memberikan volume pada tas, serta transportasi. Bagi saya, keempat hal ini menjadi dasar penting dalam menjalankan roda bisnis @aletheias.bags.

  • Value Propositions
Setelah menentukan target pelanggan, maka selanjutnya kita harus menentukan penjelasan serta rincian dari produk tersebut. Value propositions berisikan pin-poin yang mendatangkan manfaat dari produk yang sedang ditawarkan kepada target konsumen/pelanggan. Setidaknya terdapat empat value propositions yang saya tetapkan untuk bisnis ini, antara lain yaitu    : 1) sebagai penunjang style/fashion/gaya perempuan masa kini; 2) banyak model, warna, serta jenis, tas dan dompet yang ditawarkan; 3) produk kualitas terbaik dengan harga terjangkau; 4) sebagai penyedia tas dan dompet dengan gaya santai maupun untuk acara formal.

  • Customer Relationship
Sebagai wirausaha, tentu kepuasan konsumen adalah hal yang utama. Saya percaya bahwa semakin baik hubungan komunikasi dan relasi dengan para konsumen maka mereka akan menjadi pelanggan setia. Pada @aletheias.bags, dalam customer relationship dilakukan dengan menjadi admin friendly serta adanya promo berupa potongan harga yang ditawarkan. Misalnya, memberikan diskon sebesar 10% pada suatu tote bag yang disenangi oleh seorang konsumen dengan harapan konsumen tersebut merasa mendapatkan pelayanan yang royal dari bisnis saya.

  • Channels
Channels merupakan komponen media yang hendak digunakan dalam menjalankan suatu usaha bisnis. Pada bisnis yang saya lakoni, channels yang digunakan yaitu secara langsung dan online (media sosial). Maksudnya langsung yaitu dengan mendatangi rumah calon konsumen satu per satu dengan harapan mempererat hubungan relasi dan keinginan untuk membeli produk yang saya tawarkan semakin meningkat. Sedangkan, platform yang biasa saya gunakan yaitu melalui WhatsApp dan Instagram (@aletheias.bags).

  • Customer Segments
Dalam merancang bisnis melalui Business Model Canvas, kita perlu menentukan segmentasi konsumen/pelanggan yang akan dijadikan sebagai target bisnis. Apabila komponen ini tidak dipikirkan secara matang, maka bisnis tersebut tidak akan berjalan dengan sempurna, dikarenakan terjadinya salah target konsumen. Disini, saya menentukan teman, tetangga, mahasiswi, orangtua, keluarga, dan wanita karir. Hal tersebut mengingat bahwa produk yang kami tawarkan berupa berbagai jenis dompet dan tas perempuan.

  • Cost Structure
Perlu diperhatikan dengan teliti mengenai komponen struktur pembiayaan bisnis agar mencegah terjadinya resiko kerugian di kemudian hari. Sebagai wirausahawan, diperlukan kemampuan dalam mengelola keuangan seefisien mungkin. Ingat, jangan sampai untung berubah jadi buntung ya, teman-teman! Ha ha ha! Disini, struktur pembiayaan yang saya gunakan dalam berbisnis berupa pembiayaan awal dalam pembelian second-handed dan biaya transportasi.

  • Revenue Streams
Terakhir, komponen ini merupakan perolehan benefit/pendapatan seorang pebisnis dari pelanggannya. Dari pendapatan tersebut, dapat dilihat apakah sebuah bisnis mengalami peningkatan atau justru mengalami penurunan keuntungan. Tentu, @aletheias.bags sangat memperhatikan komponen revenue streams. Profit/keuntungan yang didapat melalui penjualan second-handed tas dan dompet menjadi cerminan bagi saya apakah bisnis yang saat ini saya jalankan menguntungkan atau tidak. 

Nah, sekarang teman-teman semua sudah pada tahu, kan, bahwasannya dalam memulai suatu bisnis diperlukan pemikiran yang matang dalam membuat dan melaksanakan perencanaan bisnis tersebut. Walau begitu, semoga setelah membaca blog ini kalian menjadi memiliki semangat berbisnis yang tinggi serta pantang menyerah ya! Yuk, jangan lupa share pengalaman kalian dalam berbisnis di kolom komentar!πŸ‘‹πŸ‘‹

5 komentar:

  1. Belajar berbisnis ketika masih belia itu sangat cocok untuk anak kuliahan yang ingin sukses. Maju terus, pantang mundur....

    BalasHapus
  2. MANTAP SEKALI KAK. SEMANGAT TERUS BISNISNYA KAK

    BalasHapus
  3. πŸ˜πŸ˜πŸ‘πŸ‘Œ

    BalasHapus